kotabontang.net - Anda mungkin sudah tahu bahwa salah satu amalan pembuka pintu rezeki adalah dengan merutinkan shalat dhuha. Shalat dhuha adalah shalat rezeki.
Bagi anda yang belum mempraktekkannya barangkali masih belum yakin kekuatan energi dari shalat dhuha. Namun bagi mereka yang sudah rutin mengamalkannya bisa berkata bahwa shalat dhuha memang memperlancar rezeki, menolak kemiskinan dan memudahkan urusan.
Bukan bermaksud riya atau ujub diri tapi saya berani menuliskannya di sini karena saya pun mengamalkannya sebagai salah satu ibadah rutin setiap hari kecuali jika saya dapat dispensasi karena kedatangan "tamu bulanan" atau sakit. Sebagai manusia biasa yang imannya naik turun kadang saya juga lupa melaksanakannya karena kesibukan dunia melenakan saya, tapi sedapat mungkin saya berusaha untuk mengerjakannya.
Meskipun tidak kaya, dalam artian harta berlimpah tapi alhmadulillah kami selalu cukup dan tak pernah merasa kekurangan. Urusan pun senantiasa dimudahkan dan rezeki datang dari mana saja bahkan dari arah yang tak disangka-sangka. Rahasia di balik shalat dhuha memang luar biasa.
Tapi banyak juga orang yang merutinkan dhuha tapi rezekinya tetap saja macet, apa ada yang salah?
Menarik rezeki tak cukup hanya dengan sekedar dhuha.
# 1. MULAI DENGAN NIAT YANG BENAR.
Rezeki adalah sebuah misteri besar yang siapapun tak dapat mengetahuinya. Yang patut digaris bawahi bahwa rezeki adalah hak prerogatif Allah, diberikan pada siapapun yang dikehendakiNya. Banyak amalan untuk memperlancar rezeki (baca : 55 cara membuka pintu rezeki). Tapi amalan itu harus dimulai dengan niat yang benar. Jangan melakukan amalan karena niatnya ingin rezeki. Berniatlah melakukannya karena Allah, rezeki yang datang selanjutnya adalah bonus. (baca : bolehkah niat beramal karena ingin dapat rezeki?)
Kesalahan pertama adalah niat yang sudah melenceng. Berniatlah selalu karena Allah dan untuk mendapatkan keridhaanNya.
# 2. LANJUT DENGAN PRASANGKA BAIK.
Setelah meluruskan niat, lanjutkan dengan berprasangka baik padaNya. Dengan berprasangka baik maka kita memiliki harapan bahwa Allah akan mempermudah urusan dan memperlancar rezeki kita hari ini. Bukankah Allah sesuai persangkaan hambaNya?
Setelah shalat subuh jangan tidur lagi / bermalas-malasan. Namun dengan semangat tinggi dan harapan baik untuk mengupayakan ikhtiar. Manakala matahari bergerak naik sepenggalan, segera ambil air wudhu dan sempatkan untuk shalat dhuha.
Mulailah ikhtiar / pekerjaan hari itu dengan prasangka (harapan) baik pada Allah bahwa rezeki akan dibukakanNya. Langkah menuju kesuksesan diawali dengan keadaan lahiriah dan batiniah yang bersih. Dengan demikian pikiran menjadi jernih dan dibukakan jalan / solusi memperoleh rezeki hari itu.
#3. SERTAI DENGAN TAUBAT
Terkait dengan dhuha Rasulullah SAW mengingatkan,
Shalat dhuha itu mendatangkan rezeki dan menolak kemiskinan dan tidak ada yang memelihara shalat kecuali hanya orang-orang yang bertaubat. (H.R. Tirmidzi)
Jadi shalat dhuha harus dilaksanakan secara istiqamah dan digandengkan dengan taubat. Mengapa taubat? Ibarat seseorang yang ingin melihat bayangan yang jelas pada cermin, maka dia harus membersihkan cermin itu dari segala macam kotoran dan debu. Begitu pula jika ingin merasakan pencerahan hati dan ide-ide cemerlang dalam meraih rezeki, perlulah membersihkan debu yang menempel pada hati. Caranya dengan bertaubat.
Karena itu untuk menjemput rezeki Allah lakukan taubat dan beristighfar (baca : keutamaan istighfar kaitannya dengan rezeki). Jika kita merasa melakukan banyak kesalahan (yang sudah pasti, karena kita manusia yang bisa khilaf) segeralah mohon ampun pada Allah. Kemudian kembali pada Allah, lakukan perintahNya dan jauhi yang dilarangNya. Lakukan dengan ikhlas hati tanpa merasa terpaksa. Istighfar harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, menghadirkan kesadaran yang tinggi dari lubuk hati yang terdalam. Merasa menyesali semua sikap buruk kepada Sang Pemilik Rezeki.
Karena itu istighfar belum dianggap memenuhi syarat jika hanya dilakukan secara lisan saja. Meskipun kita membaca istighfar sampai ribuan kali setiap harinya tidak ada artinya bagi Allah jika tidak disertai sikap dan tindakan.
Mula-mula taubat harus (1) dimulai dengan niat di dalam hati. Untuk menetapkan kesungguhan dan kemantapan hati, (2) perlu dilahirkan secara lisan. Kemudian (3) berjanji tidak mengulangi perbuatan buruk itu, menyesal sepenuhnya kemudian (4) memperbaiki perilaku. Lakukan setiap selesai shalat dhuha.
Orang yang enggan bersitighar (bertaubat) akan mengalami kesulitan dalam menjalani hidup termasuk menjemput rezeki Allah SWT. Walau pada kenyataannya kita melihat banyak pendosa yang rezekinya justru makin lancar, itu hanya cara memandang kita yang keliru (baca : ahli maksiat tapi kok rezekinya makin lancar?). Sesungguhnya rezeki yang tampaknya melimpah itu menyimpan kemudharatan-kemudharatan. Masuklah dalam kehidupan mereka tentu kita akan tahu meskipun kelihatan hartanya melimpah tapi jiwanya menderita. Tak sedikit orang kaya tapi terkena penyakit yang mematikan (tak kunjung sembuh), atau memiliki banyak masalah yang membuatnya tak nyenyak tidur.
Mereka inilah yang sejatinya menjauh dari Allah. Taubatlah obatnya, peluang untuk merebut rahmat Allah.
Jika Allah menerima taubat kita tentu Dia akan memberi rahmatNya (kasih sayangNya). Jika Allah mengasihi maka bukan hal yang sulit bagiNya mengabulkan keinginan kita.
Maka aku katakan kepada mereka, "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (Q.S.Nuh : 10-12).
KESIMPULAN
Apakah anda sudah memahami mengapa rezeki anda masih macet padahal merasa sudah mengamalkan amalan pembuka rezeki termasuk diantaranya shalat dhuha?
Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Mulailah hari ini dengan meluruskan niat saat melakukan ibadah, murni karena Allah taala, kemudian jangan lupa berprasangka baik padaNya dan beristighfar atau bertaubatlah setiap hari.
Mudah-mudahan upaya kita diperhitungkan Allah, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat nanti. Amin..
Wallahu alam.