kotabontang.net -Jakarta, Pekan lalu ramai diberitakan di media seluruh dunia bahwa akan dibuka toko pernak-pernik bercinta di Mekkah, Arab Saudi, negara yang menerapkan hukum Islam dengan ketat. Setelah ditelusuri lagi, kisah yang diberitakan juga oleh media-media besar dunia itu ternyata hoax alias palsu.
Klarifikasi ditulis oleh beberapa media yang sebelumnya memberitakannya, salah satunya International Business Times dan Al Arabiya akhir pekan lalu serta dibantah sendiri oleh pengusaha yang disebut dalam berita tersebut.
Menurut Al Arabiya, kisah ini bermula dari pemberitaan sebuah situs berita Maroko Alyaoum24 yang memang biasa menyajikan cerita-cerita sensasional, namun terkadang menyesatkan, pada 12 April 2015.Judul berita tersebut saat itu adalah "Warga Maroko berniat membuka toko seks halal di Mekkah" berisikan wawancara dengan seorang pengusaha pernak-pernik bercinta Abdelaziz Aoragh.
Kepada Business Times, Aoragh mengaku saat itu dia mengatakan bahwa baru akan berencana membuka toko lingerie atau pakaian dalam wanita yang sesuai syariah di Mekkah. Lagipula, tulisan di Alyaoum24 mengambil kutipan perkataannya dari beberapa wawancara terpisah.
Sejak saat itu, dia mengaku menerima telepon dari banyak media di seluruh dunia. Cerita ini juga ditulis ulang di berbagai media, termasuk Indonesia. Secara tegas dia mengatakan, bahwa berita itu tersebut murni adalah "pelintiran".
"Saya kira kata-kata 'halal sex shop' yang dikombinasikan dengan Mekkah sangat sensasional, jadi media akan sangat senang menuliskannya," ujar Aoragh.
Dia juga mengatakan, bahwa penjualan lingerie bukan hal yang aneh di Mekkah. Di kota suci itu, beberapa toko lingerie seperti Victoria Secret atau merek lokal Nayomi telah dibuka.
Kisah halal sex shop ini mendunia 10 hari kemudian setelah harian Inggris The Independent menuliskannya, mengutip Alyaoum24, tanpa mengklarifikasi atau membetulkan kesalahan informasi di dalamnya. Berita itu menuai kritikan dari para blogger dan jurnalis Saudi, salah satunya adalah Ahmed al-Omran dalam akun Twitternya.
"Hanya karena beberapa orang ingin membuka toko seks halal di Mekkah tidak berarti dia akan atau bisa membukanya," ujar Omran.
Just because some guy _wants_ to open a halal sex store in Mecca doesn’t mean he _will_ or even _can_ open it. #ProTip
— Ahmed Al Omran (@ahmed) April 23, 2015
Berita hoax kedua
Ini adalah berita hoax kedua bulan ini soal Saudi yang menghebohkan dunia, sebelumnya juga dari media Maroko.
Awal bulan ini, berita palsu dari sebuah situs berita Maroko bernama "Code" menuliskan bahwa Mufti Besar Saudi Syeikh Abdulaziz al-Sheikh mengeluarkan fatwa yang memperbolehkan suami memakan daging istrinya.
Kisah ini laris diberitakan juga oleh media-media pro-Iran, seperti Tayyar.org dari Lebanon atau stasiun berita Al-Allam yang didanai Teheran. Saking ramainya diberitakan, pihak Saudi terpaksa mengeluarkan bantahan resmi.
Dalam wawancara dengan CNN Arab, redaktur situs berita tersebut, Ahmad Nujaim, mengakui bahwa berita di medianya adalah bohong. Dia mengatakan bahwa tulisan di Code itu adalah artikel satire politik dan ditulis di kolom satire bernama "Akhbar al-Tanz" yang artinya "berita sarkastik."
"Kami tidak anti Arab Saudi, dan kami tidak mengincar mereka, kami membuat lelucon terhadap semuanya," kata Nujaim. (--CNN Indonesia -- )