Bicara masalah kecantikan atau perawatan kulit memang tidak terlepas dari image putih, bersih dan sehat. Padahal, cantik itu tidak melulu harus berkulit putih.
Seperti disampaikan Spesialis Kulit dan Kelamin, Dr. Amaranila Lalita, SpKK, semestinya kita bangga memiliki kulit yang ada di antara kulit putih dan hitam alias kecokelatan. Karena orang yang berkulit putih justru rentan kanker kulit.
"Sebenarnya kulit kecokelatan itu akibat tingginya tingkat sinar matahari dan Indonesia merupakan penghasil sinar UV A (ultraviolet A) paling besar dibanding negara-negara lain," kata Anne pada acara Melanox, 'Kulit Sehat Vs Kulit Cantik di Hotel Gran Mahakam, Jakarta Selatan, ditulis Sabtu (23/11/2013).
Masalahnya, sinar UVA dan UV B yang terdapat pada sinar matahari memberi efek negatif pada kulit, salah satunya mampu merusak jaringan dermis dan penuaan dini.
"Selain itu, sinar UVA dan UV B dapat mengganggu kesehatan kulit lebih jauh lagi dan menimbulkan bintik hitam, bahkan untuk kasus yang ekstrim, bisa menimbulkan kanker kulit," jelas Anne.
Tapi tak perlu khawatir. Meskipun kita tidak bisa seputih orang `barat` (eropa), jenis kulit wanita Indonesia itu sebenarnya bisa menangkis efek buruk sinar matahari.
"Sinar matahari tidak akan langsung masuk ke dermis, makanya orang kita jarang ada yang kanker kulit," tambahnya.