PERASAAN tidak menentu setelah melahirkan yang biasa disebut dengan baby blues memang lumrah terjadi pada wanita. Namun, jika kondisi kejiwaan sang ibu yang baru melahirkan tidak menentu dan berkepanjangan, bisa jadi karena tengah mengalami postnatal depression (PND).
Pakar kejiwaan di Universitas New South Wales, Prof Gordon Parker mengatakan, ketika perempuan mengalami baby blues, maka hal yang dirasakan adalah merasa bersalah, cemas, dan bad mood. Tapi jika mengalami PND, hal yang dirasakan antara lain ketakutan bahwa depresi yang ia alami sebelum atau saat mengandung bisa menyebabkan renggangnya hubungan dia dengan buah hatinya.
"Ketika ibu depresi selama beberapa minggu atau beberapa bulan pertama setelah melahirkan, kemungkinan disembuhkannya masih besar. Hanya agak sulit ketika sebelum dia pernah depresi sehingga saat mengalami depresi pasca-melahirkan, ketakutannya bertambah bahwa ia akan dijauhkan dari anaknya," kata Parker seperti dilansir laman Sydney Morning Herald, Rabu (19/3).
Meski datangnya tiba-tiba, PND sebenarnya bisa diketahui dengan melihat riwayat stres atau depresi yang dialami sebelum wanita mengandung. Terutama jika depresi itu disebabkan karena faktor genetik dan makin parah saat terjadi perubahan hormonal selama kehamilan serta adanya ketidakseimbangan tiroid.
Wanita yang cenderung perfeksionis atau cemas, juga bisa depresi ketika merasakan kehidupannya dan bayinya berada di luar kendali. Akibatnya, ibu jadi uring-uringan, sensitif, merasa trauma, dan mengalami insomnia.
"Banyak wanita yang mengaku depresi saat hamil. Jika kadarnya berat maka saya menyarankan mereka untuk banyak melakukan terapi psikologi dan konsumsi obat. Sedangkan jika depresi ringan saya hanya merekomendasikan antidepresan," kata Parker.
Memang tidak mudah menjaga suasana hati selama kehamilan karena banyak wanita yang tiba-tiba merasa down akibat kurang tidur, kelelahan, dan mencoba beradaptasi dengan perubahan tubuh. Kualitas tidur yang buruk selama kehamilan juga bisa terjadi karena merasa tertekan atau peningkatan kadar bahan kimia dalam tubuh.
"Jadi, ketika gejala berupa mood yang tidak baik muncul saat kehamilan, penting bagi anda untuk bisa berbagi dengan orang lain dan jika dibutuhkan berkonsultasilah dengan dokter mengapa anda merasa bad mood apakah karena kurang tidur, depresi, atau karena efek kehamilan," pungkas Parker.(fny/jpnn)