kotabontang.net - Tubuh kakek berusia 70 tahun tersebut terlihat lemas saat beristirahat di dalam kamarnya. Beberapa keluarga dan kerabat terlihat memenuhi ruang keluarga untuk menengok lelaki yang selamat dari sambaran petir tersebut.
"Kepala saya masih pusing sekali sejak tersambar petir kemarin," kata dia sambil memegangi kepalanya ketika Kompas.com menyambanginya di Desa Singonjuruh Kecamatan Singonjuruh Kabupaten Banyuwangi, Selasa (16/12/2014).
Dengan kalimat terpatah-patah, lelaki yang bernama Sulih tersebut menceritakan peristiwa yang telah merenggut dua kerabatnya. Lelaki yang sehari-hari berternak bebek tersebut mengaku saat hujan mau turun, ia memilih untuk pulang.
Namun ia memaksa kembali ke sawah dengan menggunakan jas hujan karena kedua kerabatnya masih berteduh di gubuk.
"Saya kasihan jadi kembali ke gubuk untuk menemani Wandi dan Pahing. Saya duduk di tengah, Pahing di sebelah kiri. Suara petir keras sekali. Petir yang ketiga itu tiba-tiba seperti ada cahaya dan suara keras dari sebelah Pahing dan dia terpental jatuh di sungai," kata Sulih.
Sulih mengaku merasa melayang dan tersangkut di atas gubuk dengan posisi tangan memegang kayu. "Saat itu saya merasa ada yang menurunkan saya ke bawah. Mungkin malaikat ya? lalu saya tidak sadar sekitar satu jam," kata dia.
Saat tersadar Sulih hanya menemukan Wandi yang menelungkup di sebelahnya dan topi milik Pahing. "Saya bangunkan Wandi tapi dia diam saja. Akhirnya saya memaksakan diri untuk turun dan menyeberangi sungai dengan merangkak untuk kasih tahu warga," kata dia lagi.
Setelah bertemu warga, ia memberitahu peristiwa yang baru saja dialami dan ia mengaku kembali pingsan saat mengetahui dua kerabatnya ditemukan meninggal dunia.
"Saya sempat di bawa ke puskesmas tapi sama dokter katanya enggak ada yang luka hanya kepala saja yang pusing. Suruh istirahat," ujar Sulih.
Dengan mata menerawang ia mengaku bersyukur bisa selamat dari peristiwa tersebut. "Saya enggak menyangka bisa selamat. Di antara mereka usia saya lebih tua. Saya shock sekali. Semoga arwah mereka tenang disana," kata dia. (*)